Lesbumi NU Sulut Gelar Diskusi Buku Islam di Nusa Utara
Penyerahan Anugerah Saptawikrama oleh Ketua Lesbumi Sulut, Taufik Bilfagih, kepada Beny Ramdhani dan Ivan Kunang |
Menyambut Hari Lahir ke 54 yang jatuh pada 28 Maret 2016, Pengurus Wilayah Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Sulawesi Utara menggelar diskusi buku, pentas seni dan rapat kerja pengurus. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu (26/03) di aula Kantor DPD Sulut sejak pukul 09.00 wita.
Acara dimulai dengan orasi kebudayaan oleh Ketua Lesbumi Sulut, Taufik Bilfagih. Dalam penyampaiannya, Taufik mengegaskan bahwa pagelaran kali ini merupakan wujud dari komitmen Lesbumi untuk mengkonsolidasikan gerakan kebudayaan demi menjaga Indonesia dari gempuran globalisasi. “Kita harus menjaga tradisi bangsa. Kita juga harus kembali mengenal sejarah bahwa agama dan negara selalu kuat karena tradisinya. Islam misalnya, sebagai agama damai dan didakwahkan oleh para ulama yang cinta damai pula, akhirnya mampu berkembang di Nusantara” Imbuhnya.
“Hari ini, kita kembali belajar sejarah perjumpaan Islam dengan komunitas lokal yang ada di Nusa Utara (Kepulauan Sangihe dan Talaud). Bersama penulis buku Bulan Sabit di Nusa Utara, Dr. Ivan Kaunang, kita akan menggali betapa Islam mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal. Dengan cara ini, kita akan berupaya menjaga nilai kebudayaan dalam beragama dan berbangsa, agar kita pun tidak terjebak dengan arus globalisasi” Lanjut Taufik.
Sementara itu, Dr. Ivan Kaunang yang di daulat sebagai narasumber menyatakan, bahwa Islam datang bukan untuk merusak atau menghilangkan identitas komunitas masyarakat pemilik budaya lokal, melainkan ikut menyempurnakannya. “Islam masuk ke Kepulauan Sangihe dan Talaud pada awalnya dibawa oleh para pedagang dan petualang pribumi. Perjumpaan Islam dengan religi lokal telah berakar kuat. Perubahan-perubahan sosial budaya terjadi sebagai akibat pertemuan dua kebudayaan sehingga terjadi proses akulturasi” papar dosen sejarah ini.
Hal yang menjadi catatan penting dalam diskusi sejarah Islam di Nusa Utara itu adalah bagaimana ummat Islam Sulut, khususnya warga NU, mengetahui proses Islamisasi yang berjalan dengan damai, ramah dan berakulturasi. Dengan mengetahui itu, maka generasi umat Islam hari ini dan yang akan datang, selalu menjaga tradisi beragama dan bernegara dengan kedamaian, mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal serat kuat dalam menjaga kesatuan.
Setalah diskusi, PWNU Lesbumi Sulut memberikan Anugerah Saptawikrama (Sertifikat 7 Strategi Kebudayaan) kepada Dr. Ivan Kaunang selaku pembicara, dan Benny Ramdhani (Anggota DPD Sulut) yang turut hadir serta memberikan sambutan pada kegiatan tersebut. Kegiatan diteruskan dengan pentas seni dan rapat kerja pengurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar