ERROR

Oleh: M. Taufik bill fagih
Setiap hari aku menyaksikan banyak peristiwa terjadi pada diriku juga pada diri orang lain. Aku bukan hanya menyaksikan, aku juga berusaha memahaminya. Ketika melihat anak-anak balap liar di jalan raya, aku bertanya mengapa? Ketika sebagian ulama memperdebatkan jadwal 1 Syawal, aku bingung dan mencari penjelasan. Untuk membantuku memahami kejadian-kejadian itu, aku berfikir keras. Mencari dan menganalisa semua maknanya.
Dalam pikiranku mungkin anak-anak tadi dalam masa yang di sebut kenakalan remaja, sementara perdebatan ulama biasa dikenal ikhtilaf ulama. Sepanjang hidup, aku banyak menemukan istilah-istilah. Istilah yang sudah kering dibuang dan memasukkan istilah baru. Pergantian zaman sering ditandai dengan pergantian istilah. Salah satu di antara istilah-istilah baru yang muncul pada jaman sekarang ini adalah ERROR.
Aku menyaksikan istriku selesai dari pekerjaan rumah dengan wajah masam. Ia menjawab singkat dan ketus ketika aku menyapanya. Ia membentak dengan keras ketika si bayi menangis. Ia mengoceh ketika melihat handukku teronggok di karpet. Dalam hatiku berkata, "Istriku lagi ERROR." Atau kadang aku sendiri yang gelisah. Besok aku harus ujian skripsi. Aku belum siap. Data yang kuperlukan belum aku miliki. Tulisanku tak karuan. Ketika kawan sekampus datang meminjam buku dan banyak bicara, Aku meradang, "Diam! Aku lagi Error, tahu?"
Apa yang disebut error melanda hampir setiap orang sekarang. Pria, wanita, tua, muda, intelek, dungu, orang kota, orang kampung, ulama, orang awam, smua error. Orang yang error biasanya mengalami intensitas emosi yang tinggi (dan menyiksa): mudah tersinggung, berang, gelisah, jengkel, rasa tertekan dan sebagainya; dengan kata lain kehilangan rasa tentram. Dalam keadaan error, aku biasanya merasakan gangguan jasmani; tekanan darah yang naik, denyut nadi dan detak jantung yang cepat, otot-otot yang menegang, telapak tangan yang berkeringat.
Kalau tidak salah, al-Qur'an surat al-An'am 125 menggambarkan situasi error ini dengan kalimat "Dijadikan-Nya dadanya sesak dan sempit, seperti orang naik ke langit." Bisa dikatakan orang yang error ialah orang yang kehilangan 'sakinah' atau hatinya tidak tentram.
Error di sini bukan yang sering kita temui di computer atau alat-alat eletronika semacamnya. Aku ingin menyamakannya dengan frustasi, konflik, dan tekanan kejiwaan. Aku frustasi bila aku tidak memperoleh apa yang aku kehendaki atau peristiwa di sekitarku tidak terjadi seperti yang aku inginkan. Mungkin anda juga memiliki pengalaman buruk. Orang yang anda cintai menolak cinta anda, atau kawan-kawan tidak menghiraukan saran-saran anda. Bagaimana perasaan anda?
Aku terlibat dalam konflik kejiwaan apabila aku dihadapkan pada dua pilihan yang membingungkanku. Apakah aku harus mempertahankan pernikahanku, padahal istriku sudah berkhianat atau menceraikan dia padahal anak-anak sangat membutuhkan kehadiran ibunya. Aku tertekan secara psikologis bila aku didesak keinginanku atau oleh keinginan orang lain untuk mencapai satu tujuan. Aku merasa seharusnya aku menjadi doktor, atau mertua mendesak seharusnya aku memiliki rumah sendiri walaupun dengan kredit. Aku dituntut dengan keharusan-keharusan yang tidak realistis, dan aku tidak bisa menolaknya. Aku error.
Setelah kutelusuri, apapun bentuk error, sebab utamanya ialah karena apa yang ku inginkan lebih sedikit dari apa yang kuperoleh.
Secara matematis, tingkat error bisa dihitung dengan membagi apa yang kuinginkan dengan apa yang kuperoleh. Aku menginginkan 1 juta rupiah. Aku hanya memperoleh 500 ribu rupiah. Berarti nilai errorku semakin tinggi. Sekarang aku tahu, bagaimana caranya menurunkan sistem errorku? Aku mengurangi keinginanku. Sebaliknya, jika hidupku akan kuhiasi dengan gangguan jiwa, error, berarti aku harus menambah keinginanku. Nauudzu... Terkadang, aku merasa puas dengan istriku. Ia penurut, sabar, rajin, taat ibadah, setia dan penuh kasih. Aku mulai menderita error sistem (gangguan jiwa) ketika timbul tuntutan baru. Aku ingin istriku memiliki usia yang lebih muda, hidung mancung, dan penampilan lebih trendy. Lagi, ini error.
Kini aku sudah mempunyai rumah sendiri. Keuanganku cukup untuk makan dan sedikit hiburan. Tetapi karena bujukan iklan dalam media, aku ingin mempunyai kendaraan bermotor, paling tidak yang roda dua. Sekarang penghasilanku menjadi tidak cukup untuk memenuhi keinginanku. Aku ditimpa gangguan jiwa. ERROR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar