Post Hegemony XIX: Ulama Tak Bertuah, Umat Islam Mayoritas Jadi Lemah Tak Berdaya

Tidak menjawab pertanyaan Asrory Khudi, Guru Sufi malah mengutip sebuah hadits prediktif yang meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda mengenai bakal datangnya jaman di mana umat Islam dijadikan rebutan oleh umat lain seperti makanan diperebutkan. Sewaktu sahabat-sahabat bertanya, apakah saat itu jumlah umat Islam kecil? Rasulullah Saw menjawab,”Justru saat itu jumlah umat Islam sangat banyak, tetapi seperti buih di laut yang dijadikan permainan gelombang.” Sahabat-sahabat yang penasaran bertanya,”Kenapa bisa seperti itu, wahai Rasulullah Saw?”
“Mereka terjangkiti penyakit jiwa al-Wahan,” jawab Rasulullah Saw.
“Apakah yang dimaksud al-Wahan itu, ya Rasulullah Saw?” tanya sahabat belum faham.
“Penyakit cinta dunia dan takut mati,” sahut Rasulullah Saw tegas.
Para santri termangu-mangu berusaha memahami. Beberapa jenak kemudian, Asrory Khudi bertanya,”Mohon maaf, Mbah Kyai, apakah hubungan korelasional antara sabda Rasulullah Saw dengan larangan Mbah Kyai untuk demo melawan Ahok?”
“Sekarang ini, adalah penggenapan tanda-tanda jaman yang sudah diramalkan Rasulullah Saw,” kata Guru Sufi menjelaskan.
“Maksud penggenapan tanda-tanda jaman yang bagaimana, Mbah Kyai?”
“Jaman ketika manusia dijangkiti penyakit jiwa al-Wahan sebagaimana diramalkan Rasulullah Saw, saat ini sedang terjadi, o anak-anak cerdas lagi cerdik,” kata Guru Sufi sambil ketawa.
“Mohon pencerahan, Mbah Kyai, kami belum faham sebenar-benar faham,” sahut Asrory Khudi.
“Tidakkah engkau menyaksikan dengan terang, bagaimana umat Islam yang mayoritas di negeri ini dijadikan rebutan oleh orang-orang bukan muslim seperti makanan diperebutkan?” kata Guru Sufi dengan suara ditekan tinggi.
“Benar Mbah Kyai, suara umat Islam yang mayoritas di Indonesia, termasuk dalam pilgub di ibukota Jakarta, memang sedang diperebutkan seperti makanan dijadikan rebutan. Tapi apa hubungannya dengan kelemahan umat Islam? Bukankah dengan keberhasilan mengerahkan massa puluhan ribu itu menunjukkan bahwa umat Islam kuat?”


“Itulah yang aku katakan, sekarang ini ramalan Rasulullah Saw menjadi kenyataan. Umat Islam mayoritas tidak berdaya menghadapi satu orang bukan muslim. Bagaimana mungkin, di negeri yang mayoritas dihuni umat Islam, sebuah pengerahan massa besar-besaran dilakukan hanya untuk menentang satu orang bukan muslim. Ini gila. Ini yang disebut Friedrich Nietzsche dengan istilah eine umwertung aller werte: semua nilai jungkir balik!” kata Guru Sufi dengan suara rendah.
“Iya Mbah Kyai, ngeri saya menyadari itu,” sahut Asrory Khudi lemas.
“Ulama tidak bertuah,” tukas Husni Mubarok.
“Macan kertas!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar